Jakarta, KompasOtomotif
- Sesuai dengan segmentasi, Nissan Motor Indonesia (NMI) mengajak
beberapa media, Jumat (13/12/2013), mencoba New March yang memiliki
mesin lebih besar, 1.5L. Rute yang dipilih adalah mengunjungi lokasi
perbelanjaan di Jakarta Utara dan menginap di Ancol. Jalan yang dilewati
menyajikan kemacetan tingkat tinggi sesuai dengan bodi yang kompak dan
juga jalan bebas hambatan untuk sekedar menjajal akselerasi. Kebetulan KompasOtomotif dapat jatah varian 1.5L manual.
Akselerasi
Berada di kabin, tidak butuh waktu lama untuk melakukan penyesuaian dan penyetelan duduk yang sempurna. Sebab, secara garis besar desain masih sama. Rombongan berangkat dari FX, Sudirman, menuju Mal Kelapa Gading, Jakarta, melewati tol dalam kota. Tidak ada pengawalan dalam perjalanan kali ini.
Berada di kabin, tidak butuh waktu lama untuk melakukan penyesuaian dan penyetelan duduk yang sempurna. Sebab, secara garis besar desain masih sama. Rombongan berangkat dari FX, Sudirman, menuju Mal Kelapa Gading, Jakarta, melewati tol dalam kota. Tidak ada pengawalan dalam perjalanan kali ini.
Saat memasuki tol, gas coba dibejek untuk mengetahui performa mesin
HR15DE berkapasitas 1,5 liter, mulai dari putaran bawah. Jika dibanding
dengan pengguna jantung pacu 1.5L, March memiliki tenaga yang tidak
terlalu besar, 102 PS. Namun dimensi yang kompak serta bobot yang ringan
(1 ton), mampu melesat cukup cepat. Respon bukaan gas juga mumpuni,
tidak butuh waktu lama dan jarak yang jauh untuk mencapai 120 kpj.
Bahkan saat itu masih ada di gigi 3. Karena bukan arena adu kebut gas
kembali dikendurkan.
Gesit dan Stabil
Keluar tol di Sunter, kemacetan langsung menghadang. Di sini letak fungsi dari mobil kompak yang ditunjang akselerasi putaran bawah mumpuni. Mudah berpindah jalur dengan cepat, tanpa takut tidak kebagian tempat. Apalagi saat masuk jalan sempit atau gang sebagai jalur alternatif.
Keluar tol di Sunter, kemacetan langsung menghadang. Di sini letak fungsi dari mobil kompak yang ditunjang akselerasi putaran bawah mumpuni. Mudah berpindah jalur dengan cepat, tanpa takut tidak kebagian tempat. Apalagi saat masuk jalan sempit atau gang sebagai jalur alternatif.
Ketika harus melintasi jalan rusak, ayunan suspensi cukup nyaman saat
mobil diisi 3 penumpang. Meski ayunannya tidak selembut versi
sebelumnya. Hal tersebut merupakan hasil penggantian per.
Stabilitas baru bisa diuji di hari berikutnya saat melintas di tol
dari Kemayoran menuju Semanggi. Saat memacu kecepatan 120 kpj, mobil
tidak terasa seperti melayang. Begitu pula ketika melibas tikungan di
percabangan jalan Semanggi dan bandara. Kebetulan kondisi saat itu sepi
sehingga bisa memungkinkan mencoba stabilitas saat manuver dengan
kecepatan cukup kencang (70 kpj). Tipikal jalan bergelombang dapat
diantisipasi dengan baik meski sempat muncul gejala oversteer, tanpa koreksi arah setir. Hal tersebut muncul karena penggunaan kontrol stabilitas (VDC).
Irit
Usai melakukan perjalanan selama 2 hari dengan rute kondisi beragam
sejauh 75 km, konsumsi bahan bakar yang diraih cukup irit. Di MID
tertulis 13,9 kpl. Kondisi jalan terberat dengan kondisi macet, ketika
menuju Ancol dari Mal Kelapa Gading. Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam
setengah, padahal jarak tidak terlalu jauh (sekitar 10 km).
Editor :
Aris F. Harvenda
Follow me
@eldiarsanjaya
0 komentar:
Posting Komentar